Perkembangan IPA : Alam Semesta
A. Alam Semesta Beserta Isinya
Alam
semesta adalah seluruh materi, energi dan ruang tempat kedudukan materi dan
energi. Atau ada pula yang mengatakan bahwa pengertian alam semesta mencakup
tentang mikrokosmos dan makrokosmos. Mikrokosmos adalah benda-benda yang
mempunyai ukuran sangat kecil, misalnya atom, elektron, sel, amuba, dan
sebagainya. Sedang makrokosmos adalah benda-benda yang mempunyai ukuran yang
sangat besar, misalnya bintang, planet, dan galaksi.
Ukuran
alam semesta kita saat ini diperkirakan 13 miliar tahun cahaya ke segala arah.
Satu tahun cahaya adalah jarak yang ditempuh cahaya dalam satu tahun, yaitu
sekitar 9,46 triliun kilometer atau 63 ribu kali jarak bumi ke matahari. Cahaya
dipakai sebagai satuan ukur karena cahaya adalah benda tercepat di alam
semesta. Ukuran ini tidak tetap karena alam semesta mengembang seiring waktu
sehingga ukurannya terus bertambah di masa datang.
Umur
alam semesta diperkirakan 13 miliar tahun. Hal ini dikarenakan laju
pengembangan bagian terjauh alam semsta hampir sama dengan kecepatan cahaya itu
sendiri.
Ruang
gerak di alam semesta adalah tiga dimensi, dimana semua objek dapat bergerak
dalam ruang yang tersaji secara matematis oleh tiga sumbu saling tegak lurus,
kiri-kanan, atas-bawah, depan-belakang.
Pada
dasarnya alam semesta terisi oleh materi dan energi. Materi dalam alam semesta
secara kasarnya terkumpul dalam hirarki berdasarkan sistem. Struktur terbesar
dalam alam semesta adalah superkluster filamen. Objek-objek dalam alam semesta, yaitu:
1.
Superkluster filamen
Superkluster
filamen adalah kumpulan dari puluhan hingga ratusan kluster galaksi. Gravitasi
bersama mereka mengikatnya menjadi filamen dengan panjang 300 hingga 900 juta
tahun cahaya, lebar 150 hingga 300 juta tahun cahaya dan tebal 15 hingga 30
juta tahun cahaya. Di antara superkluster dengan superkluster lainnya terdapat
ruang kosong raksasa dengan sedikit (bila ada) galaksi.
2.
Kluster galaksi
Kluster
galaksi adalah kumpulan dari puluhan hingga ribuan galaksi, semua terikat dalam
gravitasi bersama. Kluster galaksi membentang dalam ukuran jutaan tahun cahaya.
Kluster galaksi kita dinamakan grup lokal. Terdiri dari 25 galaksi. Membentang
3 juta tahun cahaya dengan dua galaksi utama, andromeda dan bima sakti.
Dalam
kasus MACSJ0025.4-1222, dua kluster galaksi perlahan bertabrakan dalam ratusan
juta tahun. Tabrakan ini mengakibatkan materi gelap dalam kluster galaksi
menjadi terpisah sebagian dengan materi normal. MACSJ0025 memuat ratusan
galaksi, membentang tiga juta tahun cahaya, dan berada enam miliar tahun cahaya
di rasi Cetus.
3.
Galaksi.
Galaksi
adalah sistem organisasi dari ribuan hingga ratusan ribu tahun cahaya terdiri
dari jutaan hingga triliunan bintang, saling tercampur dengan gas dan debu,
semua terikat dalam gravitasi bersama. Ada sekitar 300 miliar galaksi di alam
semesta. Ada empat jenis galaksi berdasarkan bentuknya, spiral, elips, sferoid
dan tak beraturan. Sebagian
besar galaksi elips memiliki kluster globular yang terang dan banyak.
Adalah
umum kalau galaksi saling tabrak dan saling makan. Sebagai contoh galaksi NGC
1316 berawal dari galaksi elips raksasa, sekitar 100 juta tahun lalu, menelan
galaksi spiral tetangga yang kecil, NGC 1317. bukti ini ditunjukkan oleh karakteristik
galaksi spiral berupa garis debu, dan puntiran bintang dan gas yang redup.
Galaksi
kita adalah bima sakti. Sebuah galaksi berbentuk spiral berisi sekitar 200
miliar bintang, salah satunya adalah matahari kita. Bima sakti kita tidak sendiri.
Ia adalah bagian dari 25 galaksi dalam kluster galaksi grup lokal. Anggota lain
termasuklah galaksi besar andromeda (M31), M32, M33, Awan Magellan besar, Awan
Magellan kecil, Dwingeloo 1, beberapa galaksi kecil tak beraturan, dan banyak
galaksi elips cebol dan galaksi sferoid cebol. galaksi elips cebol M32 dan NGC
205 I adalah galaksi satelit dari galaksi besar andromeda.
Awan
magellan kecil adalah galaksi tak beraturan berjarak 210 ribu tahun cahaya dari
bumi. Ia memiliki banyak daerah pembentukan bintang yang muda, salah satunya
N66, yang berusia 3 hingga 5 juta tahun dan belum membakar hidrogen di intinya.
Bintang -bintang bayi ini berkerumun di kluster bintang NGC 346.
Galaksi
triangulum (M33) adalah galaksi ketiga terbesar dalam grup lokal. Galaksi
spiral ini berdiameter 50 ribu tahun cahaya. Jaraknya 3 juta tahun cahaya dari
bima sakti. Didalamnya terdapat daerah NGC 604 yang merupakan daerah
pembentukan bintang yang aktif.
Galaksi
spiral M83 berjarak 12 juta tahun cahaya di rasi Hydra memiliki lengan-lengan
spiral besar yang dipenuhi garis-garis debu dan kluster bintang biru sehingga
disebut galaksi roda selatan. Daerah pembentukan bintang merah yang tidak
terselip di lengan spiral memberinya nama lain, galaksi seribu rubi. Inti dari
M83 adalah kumpulan kerumunan bintang neutron dan lubang hitam.
4.
Kluster bintang
Kluster
bintang adalah kumpulan bintang yang membentuk tata bintang tunggal terdiri
dari puluhan hingga jutaan bintang. Matahari kita tidak berada dalam kluster
bintang. Dalam radius sepuluh
tahun cahaya, matahari hanya punya sedikit tetangga. Hal ini karena matahari
berada di dekat lengan spiral luar galaksi bima sakti. Bila matahari kita ada
dalam kluster bintang galaksi kita, ribuan bintang dapat berada dalam radius
tersebut.
5.
Globula
Globula
adalah tempat kelahiran bintang. Jenisnya dicirikan oleh bentuknya. Globula kometer dicirikan oleh kepala
debu dan ekor. Fitur ini menyebabkan globula kometer memiliki bentuk visual
mirip komet, namun kenyataannya sangat jauh berbeda. Di kepala globula terdapat
bintang-bintang sangat muda. Globula kometer yang terkenal adalah CG4.
6.
Nebula
Sama
dengan globula. Hanya saja bentuk nebula lebih tidak beraturan dan tidak
sepekat globula. Nebula emisi biasanya berisi hidrogen energi tinggi. beberapa
kluster bintang dapat berada di dalam nebula. Contoh nebula emisi adalah nebula
hati dan jiwa (IC 1805) berjarak 6 ribu tahun cahaya dan lebarnya 300 tahun
cahaya di arah rasi Cassiopeia. Nebula seperti ini merupakan daerah pembentukan
bintang. Bintang yang lebih tua memicu pembentukan bintang yang lebih muda.
Pembentukan bintang terpicu oleh aliran gas dingin penekan pada simpul yang
cukup padat hingga dapat secara gravitasi menjadi bintang. Pada nebula semacam
ini biasanya terdapat pilar-pilar spektakuler yang perlahan terbangun oleh gas
panas yang mengalir keluar.
Nebula
planeter adalah nebula yang tampak seperti planet bila dilihat secara visual.
Terbentuk dari gas yang disemburkan oleh bintang mirip matahari yang sekarat.
Nebula planeter yang terkenal adala nebula heliks (NGC 7293). Jaraknya 700
tahun cahaya dari bumi, di rasi Aquarius. Nebula
planeter lain yang terkenal adalah nebula cincin (M57) berjarak 2000 tahun
cahaya di rasi lira. Cincin tengahnya selebar satu tahun cahaya.
Lapisan-lapisan gasnya merupakan lapisan luar bintang yang terlontar dari
bintang yang sekarat dan bertipe mirip matahari.
7.
Bekas supernova
Supernova
adalah ledakan bintang pada saat bintang itu kehabisan bahan bakar nuklirnya.
Hanya bintang dengan jangkauan massa tertentu yang mengalami supernova. Tahun
1006 M, cahaya mencapai bumi dari supernova di rasi Lupus, menciptakan “bintang
dadakan” di langit yang tampak lebih terang dari Venus dan berlangsung selama
dua tahun. Supernova itu, dinamakan SN 1006, terjadi 7 ribu tahun cahaya dan
menciptakan bekas yang terus mengembang dan memudar sekarang. SN 1006 memiliki
diameter 60 tahun cahaya. Dalam tahun-tahun terakhir, supernova yang lebih kuat
lagi terjadi jauh di kedalaman alam semesta yang tampak tanpa alat bantu, namun
hanya dalam beberapa detik.
8.
Tata bintang
Tata
bintang adalah sistem organisasi sekitar satu tahun cahaya terdiri dari satu
bintang dan jutaan hingga triliunan benda langit kecil, dari planet, komet,
asteroid, meteoroid, satelit, debu, dan gas, semua terikat dengan gravitasi
bersama. Tata bintang kita disebut tata surya terdiri dari satu bintang yaitu
matahari, dan 8 planet, serta tak terhitung benda lainnya. Ada tata bintang
yang terdiri dari bintang ganda, rangkap tiga, rangkap banyak bahkan ratusan
hingga jutaan bintang. Bila telah membentuk sistem lebih dari sepuluh, tata
bintang itu disebut kluster bintang. 85% bintang di galaksi bima sakti adalah
tata bintang ganda.
9.
Bintang
Bintang
adalah benda langit satuan yang memancarkan cahaya sendiri. Matahari adalah
salah satu bintang kuning biasa di alam semesta. Usianya 5 miliar tahun. Korona
matahari berukuran 20 kali diameter matahari sendiri dan dapat disaksikan pada
saat gerhana matahari total. Matahari dan bintang pada umumnya memiliki bintik
yang merupakan daerah lebih dingin dari sekitarnya. Mereka juga memiliki flare,
sebuah juluran materi bintang yang mirip rambut api.
10.
Planet
Planet
adalah benda langit yang mengelilingi sebuah bintang dalam orbit tidak saling
memotong dan hampir melingkar, serta tidak menghasilkan cahaya sendiri. Tata
surya diakui memiliki delapan planet. Planet dibedakan dari bahan penyusunnya,
yaitu planet batu dan planet gas. Contoh planet batu adalah mars, bumi, venus
dan merkurius. Contoh planet gas adalah saturnus dan neptunus. Semua planet gas
memiliki cincin dan satelit.
Selain
planet, di tata surya kita juga terdapat planet cebol. saat ini (2008) ada 5
planet cebol di tata surya, yaitu Pluto, Ceres, Eris, Makemake dan Haumea.
Haumea berbentuk sangat lonjong dan permukaannya halus. Orbit Haumea kadang
lebih dekat ke matahari ketimbang Pluto, namun lebih sering lebih jauh. Haumea
sendiri adalah nama IAU dari 2003EL61, yang diambil dari nama Tuhan Hawaii.
Haumea memiliki dua buah satelit yang ditemukan tahun 2005, yang diberi nama
Hi'iaka dan Namaka, nama-nama putri sang tuhan.
Planet
yang mengelilingi bintang lain disebut planet ekstrasolar. Ada lebih dari 300
planet ekstrasolar yang telah ditemukan (2008). Beberapa diantaranya
mengelilingi bintang yang mirip dengan matahari. Sebagai contoh adalah bintang
berjarak 500 tahun cahaya di rasi Scorpius, ia hanya sedikit lebih massif dan
lebih dingin dari matahari. Namun ia jauh lebih muda, hanya beberapa juta
tahun. Planet yang terdeteksi mengelilinginya berukuran 8 kali yupiter dan
mengorbit 330 satuan astronomi dari bintangnya. Planet ini masih panas dan
terang dalam cahaya infra merah karena panas yang dibangkitkan dalam
pembentukannya oleh kontraksi gravitasi.
Planet
juga ditemukan dalam sistem bintang ganda. Sebagai contoh sistem bitang ganda
BD+20 307. sistem ini sangat berdebu dan membuat sistem ini angat terang
pada panjang gelombang infra merah. Sistem ini berusia sama dengan matahari dan
debu yang mengelilinginya berasal dari tabrakan dua planet seukuran bumi dan
venus. BD+20 307 berjarak 300 tahun cahaya di arah rasi Aries.
11.
Satelit
Satelit
adalah benda yang sifatnya mirip planet namun mengelilingi planet. Contoh
satelit adalah bulan, anthe dan methone (keduanya satelit saturnus). Tumbukan
meteor pada permukaan satelit planet gas dapat menghasilkan cincin atau busur
yang mengelilingi planet.
12.
Asteroid
Asteroid
adalah batuan besar yang melayang di angkasa. Asteroid merupakan bahan baku
planet yang gagal menyatu sehingga tetap menjadi batuan yang tercerai berai. Di
tata surya, sumber asteroid utama adalah sabuk asteroid di antara mars dan
yupiter. Jumlahnya yang begitu banyak membuat asteroid dinamakan dalam bentuk
penomoran, seperti asteroid 2867 Šteins, yang berpapasan dengan Rosetta bulan
september 2008 dan 21 Lutetia yang akan dijumpainya bulan juli 2010.
13.
Komet
Komet
memiliki asal yang sama dengan asteroid. Hanya saja bahan penyusunnya lebih
ringan. Sehingga pada saat berada di dekat matahari, bahan pembungkusnya akan
menguap meninggalkan jalur seperti ekor panjang. Nama komet dinamakan sesuai
penemunya, sebagai contoh komet Churyumov-Gerasimenko yang akan dikunjungi
Rosetta bulan november 2014.
14.
Meteoroid
Meteoroid adalah
batuan-batuan kecil yang terlontar dari tumbukan yang disebabkan objek lebih
besar. Bila batuan ini memasuki atmosfer bumi, ia akan terbakar dan kita
menyebutnya meteor. Bila batuan ini cukup keras dan besar, ia dapat sampai ke
tanah dan kita menyebutnya meteorit. Ada jutaan meteorit yang jatuh di bumi
setiap hari, namun kebanyakan mereka terlalu kecil untuk disadari. Ataupun bila
cukup besar, mungkin jatuh di lautan, terkubur dalam pasir atau lumpur atau
tidak terbedakan dengan batuan biasa. Meteor yang datang dari bulan, mars atau
asteroid akan sangat membantu bila ditemukan karena akan mengungkapkan tentang
benda langit tersebut. Terdapat waktu tertentu dimana terjadi hujan meteor. Di
setiap bulan agustus ada hujan meteor perseid, yang diakibatkan pelintasan
komet Swift-Tuttle.
B. Teori Terjadinya Alam Semesta
1. Teori keadaan tetap (Steady-state theory)
Teori
keadaan tetap didasari pada prinsip kosmologi sempurna. Teori ini
menyatakan bahwa alam semesta ada tanpa awal dan tetap ada tanpa akhir. Hal
tersebut didasari oleh kenyataan bahwa setiap galaksi memiliki jumlah yang
tetap sama meski ada pada kurun waktu yang berbeda. Dalam teori ini tidak
dikenal istilah penciptaan ataupun kiamat. Alam semesta ada dan akan tetap ada.
Teori asal
usul alam semesta ini sebetulnya merupakan teori yang paling jadul. Dan
dikemukakan pada saat teknologi belum canggih seperti sekarang ini. Sekarang,
teori keadaan tetap sudah tidak lagi dipercayai oleh kebanyakan orang kecuali
mereka yang tidak beragama (atheis).
2. Teori dentuman besar (big-bang theory)
Hipotesis
teori dentuman besar (Big-Bang) dikemukakan pertama kali oleh George
Lematitre. Teori ini menyebutkan bahwa asal usul alam semesta dimulai
dari sebuah primeval atom atau atom yang sangat padat. Suatu saat karena
terlalu padat dan memiliki energi kalor yang tinggi, atom ini meledak hingga
semua materinya terlempar ke seluruh penjuru ruang hampa yang ada di
sekitarnya.
Sejak
ledakan itu, semua partikel ledakan atom tersebut (planet, asteroid, meteorid,
dll.) berekspansi hingga ribuan juta tahun. Dari ekspansi tersebut timbulah dua
gaya yang saling berlawanan yaitu gaya gravitasi dan gaya repulsi kosmis. Teori
ini menyebutkan bahwa suatu waktu, ekspansi tersebut pasti akan berhenti.
Berarti secara umum teori ini berlawanan dengan teori keadaan tetap karena
mengenal penciptaan dan kiamat.
3. Teori Nebular
Hipotesis
teori nebular dikemukakan pertama kali oleh Laplace pada tahun 1796. Teori ini
menyebutkan bahwa tata surya terbentuk dari kondensasi awan atau kabut gas yang
sangat panas. Kondensasi itu membentuk bagian-bagian terpisah yang terus
berputar. Pada bagian tengah kondensat, partikel memusat dan memampat sehingga
terbentukklah matahari. Pada partikel yang berada di sisi juga berputar dan
membentuk planet-planet dan sisa kondensat membentuk satelit, asteroid, meteor,
dan lain sebagainya.
4. Teori Tidal atau Teori Pasang Surut
Hipotesis
teori nebular dikemukakan pertama kali oleh James Jeans dan Harold Jeffreys di
tahun 1919. Teori ini menyebutkan bahwa planet merupakan hasil dari percikan
bintang (matahari) yang disebut tidal. Planet-planet besar terjadi karena
adanya percikan besar antara 2 bintang besar yang saling berdekatan. Peristiwa
mendekatnya 2 bintang besar tentu sangat jarang sekali terjadi, oleh karena itu
selama ini percikan matahari tidak mampu membentuk planet.
5. Teori Bintang Kembar
Teori
bintang kembar menyebutkan bahwa alam semesta terbentuk karena adanya dua
matahari kembar. Salah satu matahari tersebut meledak karena terlalu padat dan
panas. Ledakan tersebut membentuk planet-planet dan karena adanya gaya gravitasi,
planet-planet tersebut beredar mengelilingi bintangnya.
6. Teori Creatio Continua
Hipotesis
teori creatio continua dikemukakan pertama kali Fred Hoyle, Bendi, dan Gold.
Menurut teori ini semesta dari dahulu ada dan tetap ada. Secara prinsip, teori
ceatio continua hampir mirip dengan teori keadaan tetap. Bedanya, pada teori
ini disebutkan bahwa setiap saat ada partikel alam semesta (baik berbentuk
planet, satelit, dan lain sebagainya) yang lenyap dan lahir.
C. Anggota Sistem Tata Surya
1. Matahari
Matahari
adalah pusat tata surya. Matahari merupakan sebuah bintang yang paling dekat
dengan bumi. Seperti bintang lainnya, Matahari merupakan sebuah benda panas
yang tersusun oleh berbagai gas yang bertekanan tinggi.
Dibandingkan
dengan bintang-bintang lain dalam galaksi kita, ukuran Matahari adalah sedang.
Namun demikian, Matahari adalah raksasa jika dibandingkan dengan planet yang
terbesar sekali pun. Diameter Matahari 109 kali diameter Bumi, yaitu 1,4 juta
km. Walaupun Matahari itu berbentuk gas, beratnya lebih dari 300.000 kali berat
Bumi. Suhu permukaannya ± 5.000°C.
Energi panas
yang dipancarkan Matahari memungkinkan terjadinya kehidupan di Bumi. Selain
itu, tanpa pemantulan cahaya Matahari, kita tidak dapat melihat anggota-anggota
lain dari tata surya, kecuali komet dan meteor.
2. Planet
Planet-planet
merupakan benda terbesar dalam tata surya setelah Matahari, kecuali beberapa
satelit yang diameternya sebanding dengan planet Merkurius. Berdasarkan jarak
planet-planet ini dari Matahari, planet-planet dapat diurutkan. Urutan planet
itu adalah Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan
Neptunus.
3. Asteroid
Menurut
Titus Bode, ada daerah kosong antara Mars dan Jupiter. Para ahli astronomi pada
masa Bode yakin bahwa ada sebuah planet yang belum diketahui di antara kedua
benda itu. Untuk menelitinya, pada tanggal 1 Januari 1801, seorang ahli
astronomi Italia, Giuseppi Piazzi menemukan sebuah benda langit dalam ruang
angkasa di antara orbit Mars dan Jupiter. Kemudian, benda ini dinamakan Ceres
yang diketahui mempunyai diameter sekitar 1.000 km. Lambat laun daerah kosong
di antara Mars dan Jupiter ditemukan benda-benda kecil lain yang mirip planet. Sekarang
telah ditemukan lebih dari seribu benda-benda kecil seperti ini dan ditaksir
seluruhnya lebih dari 5.000 buah. Benda langit ini dikenal sebagai planet kecil
atau asteroid.
4. Komet
Di antara
berbagai anggota keluarga Matahari yang paling aneh ialah komet. Komet tidak
tunduk pada berbagai hukum yang menguasai kesembilan planet dan beribu-ribu
asteroid. Komet bukannya bergerak di dalam orbit yang hampir sirkuler pada arah
yang tunggal, tetapi berputar sekeliling Matahari dalam bentuk elips yang
memanjang luar biasa dan ke setiap arah Komet berada sedemikian jauh dari
Matahari sehingga tidak kelihatan meskipun dengan menggunakan teleskop terbesar
yang dimiliki manusia.
Dahulu,
orang menganggap bahwa beberapa komet berasal jauh dari luar tata surya,
kemudian mendekati Matahari dan ketika meninggalkan Matahari komet tidak akan
kembali lagi. Sekarang, secara umum telah disepakati bahwa komet termasuk
anggota keluarga Matahari. Pada saat mula-mula ditemukan, komet biasanya tampak
sebagai benda yang suram dan terpencar. Pusatnya merupakan bagian yang
terpadat. Bagian padat ini disebut sebagai inti. Daerah mirip tudung yang
mengelilingi inti disebut koma. Pad saat komet mendekati Matahari, koma menjadi
lebih cerah.
Pada jarak
sekitar 160 juta km dari Matahari, beberapa komet menunjukkan zat berkabut yang
mengalir dan menjauhi Matahari serta membentuk ekor. Ekor ini tampak terdiri
atas gas yang sangat tipis yang bersinar dengan menyerap dan memantulkan cahaya
Matahari yang jatuh di atasnya. Komet dipaksa menjauhi Matahari oleh tekanan
angin Matahari. Banyak komet tidak pernah mengembangkan ekor. Komet-komet itu
akan tetap menjadi benda yang kabur.
5. Meteor
Orang
percaya bahwa komet mungkin pecah menjadi partikel-partikel yang kadang-kadang
terlihat memasuki atmosfer Bumi sebagai meteor. Besar meteor berkisar dari
pecahan yang tidak lebih besar dari kepala jarum sampai batu raksasa yang
beratnya berton-ton. Kita dapat mengetahui adanya meteor dengan melihat cahaya
cerah yang dihasilkan oleh benturan meteor dengan atmosfer Bumi. Kebanyakan
meteor hancur setelah membentur atmosfer. Namun beberapa di antaranya mendarat
di Bumi dan disebut meteorit.
6. Satelit
Bumi, Mars,
Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus mempunyai satelit atau bulan yang
berputar mengelilingi planet-planet tersebut. Dari hasil pengamatan para
astronom baru-baru ini, mungkin Pluto mempunyai satelit. Jumlah satelit setiap
planet berbeda-beda.
D. Lapisan Bumi
1. Lapisan Dalam Bumi
Secara struktur lapisan dalam bumi, dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu sebagai berikut:
a. Kerak bumi (crush)
Merupakan
kulit bumi bagian luar (permukaan bumi). Tebal lapisan kerak bumi mencapai 70
km dan merupakan lapisan batuan yang terdiri dari batu-batuan basa dan masam.
Lapisan ini menjadi tempat tinggal bagi seluruh mahluk hidup. Suhu di bagian bawah
kerak bumi mencapai 1.1000C. Lapisan kerak bumi dan bagian di
bawahnya hingga kedalaman 100 km dinamakan litosfer.
b. Selimut atau selubung (mantle)
Merupakan
lapisan yang terletak di bawah lapisan kerak bumi. Tebal selimut bumi mencapai
2.900 km dan merupakan lapisan batuan padat. Suhu di bagian bawah selimut bumi
mencapai 3.0000C.
c. Inti bumi (core)
Terdiri dari
material cair, dengan penyusun utama logam besi (90%), nikel (8%), dan
lain-lain yang terdapat pada kedalaman 2900 – 5200 km. Lapisan ini dibedakan
menjadi lapisan inti luar dan lapisan inti dalam.
1)
Lapisan
inti luar tebalnya sekitar 2.000 km dan terdiri atas besi cair yang suhunya
mencapai
2.2000C.
2)
Lapisan
inti dalam merupakan pusat bumi berbentuk bola dengan diameter sekitar 2.700
km. Inti dalam ini terdiri dari nikel dan besi yang suhunya mencapai 4.5000C.
2. Lapisan Luar Bumi
a. Atmosfer
Atmosfer
adalah lapisan gas yang melingkupi sebuah planet, termasuk bumi, dari permukaan
planet tersebut sampai jauh di luar angkasa. Di bumi, atmosfer terdapat dari
ketinggian 0 km di atas permukaan tanah, sampai dengan sekitar 560 km dari atas
permukaan bumi. Atmosfer tersusun atas beberapa lapisan, yang dinamai menurut
fenomena yang terjadi di lapisan tersebut. Transisi antara lapisan yang satu
dengan yang lain berlangsung bertahap. Studi tentang atmosfer mula-mula
dilakukan untuk memecahkan masalah cuaca, fenomena pembiasan sinar matahari
saat terbit dan tenggelam, serta kelap-kelipnya bintang. Atmosfer Bumi
terdiri atas nitrogen (78.17%) dan oksigen (20.97%), dengan sedikit
argon (0.9%), karbondioksida (variabel, tetapi sekitar 0.0357%), uap air, dan
gas lainnya. Atmosfer melindungi kehidupan di bumi dengan menyerap radiasi
sinar ultraviolet dari matahari dan mengurangi suhu ekstrem di antara
siang dan malam. 75% dari atmosfer ada dalam 11 km dari permukaan planet.
b. Troposfer
Lapisan ini
berada pada level yang terrendah, campuran gasnya paling ideal untuk menopang
kehidupan di bumi. Dalam lapisan ini kehidupan terlindung dari sengatan radiasi
yang dipancarkan oleh benda-benda langit lain. Dibandingkan dengan lapisan
atmosfer yang lain, lapisan ini adalah yang paling tipis (kurang lebih 15
kilometer dari permukaan tanah). Ketinggian yang paling rendah adalah bagian
yang paling hangat dari troposfer, karena permukaan bumi menyerap radiasi panas
dari matahari dan menyalurkan panasnya ke udara. Biasanya, jika ketinggian
bertambah, suhu udara akan berkurang secara tunak (steady), dari sekitar 17℃ sampai -52℃. Pada
permukaan bumi yang tertentu, seperti daerah pegunungan dan dataran tinggi
dapat menyebabkan anomali terhadap gradien suhu tersebut.
Lapisan ini
dianggap sebagai bagian atmosfer yang paling penting, karena berhubungan
langsung dengan permukaan bumi yang merupakan habitat dari berbagai
jenis mahluk hidup termasuk manusia, serta sebagain besar iklim berlangsung
pada lapisan troposfer. Susunan kimia udara troposfer terdiri dari 78,03%
nitrogen, 20,99 oksigen, 0,93% argon, 0,03% asam arang, 0,0015% nenon, 0,00015%
helium, 0,0001% kripton, 0,00005% hidrogen, serta 0,000005% xenon.
Di dalam troposfer terdapat tiga jenis awan yaitu:
1) Awan rendah (cumulus), yang tingginya antara 0 – 2 km
2) Awan pertengahan (alto cumulus lenticularis),
tingginya antara 2 – 6 km
3) Awan tinggi (cirrus) yang tingginya antara 6 – 12 km.
Troposfer terbagi lagi ke dalam empat lapisan, yaitu :
1) Lapisan Udara Dasar
Tebal
lapisan udara ini adalah 1 – 2 meter di atas permukaan bumi. Keadaan di dalam
lapisan udara ini tergantung dari keadaan fisik muka bumi, dari jenis tanaman,
ketinggian dari permukaan laut dan lainnya. Keadaan udara dalam lapisan inilah
yang disebut sebagai iklim mikro, yang memperngaruhi kehidupan tanaman dan juga
jasad hidup di dalam tanah.
2) Lapisan Udara Bawah
Lapisan
udara ini dinamakan juga lapisan-batasan planiter (planetaire grenslag,
planetary boundary layer). Tebal lapisan ini 1 – 2 km. Di sini berlangsung
berbagai perubahan suhu udara dan juga menentukan iklim.
3) Lapisan Udara Adveksi (Gerakan Mendatar)
Lapisan ini
disebut juga lapisan udara konveksi atau lapisan awan, yang tebalnya 2 – 8 km.
Di dalam lapisan udara ini gerakan mendatar lebih besar daripada gerakan tegak.
Hawa panas dan dingin yang beradu di sini mengakibatkan kondisi suhu yang
berubah-ubah.
4) Lapisan Udara Tropopouse
Merupakan
lapisan transisi antara lapisan troposfer dan stratosfer terletak antara 8 – 12
km di atas permukaan laut (dpl). Pada lapisan ini terdapat derajat panas yang
paling rendah, yakni antara – 460 C sampai – 800 C pada
musim panas dan antara – 570 C sampai – 830 C pada musim
dingin. Suhu yang sangat rendah pada tropopouse inilah yang menyebabkan uap air
tidak dapat menembus ke lapisan atmosfer yang lebih tinggi, karena uap air
segera mengalami kondensasi sebelum mancapai tropopouse dan kemudian jatuh
kembali ke bumi dalam bentuk cair (hujan) dan padat (salju, hujan es).
c. Stratosfer
Perubahan
secara bertahap dari troposfer ke stratosfer dimulai dari ketinggian sekitar 11
km. Suhu di lapisan stratosfer yang paling bawah relatif stabil dan sangat
dingin yaitu – 700F atau sekitar – 570C. Pada lapisan ini
angin yang sangat kencang terjadi dengan pola aliran yang tertentu.Disini juga
tempat terbangnya pesawat. Awan tinggi jenis cirrus kadang-kadang terjadi di
lapisan paling bawah, namun tidak ada pola cuaca yang signifikan yang terjadi
pada lapisan ini.
Dari bagian
tengah stratosfer keatas, pola suhunya berubah menjadi semakin bertambah
semakin naik, karena bertambahnya lapisan dengan konsentrasi ozon yang
bertambah. Lapisan ozon ini menyerap radiasi sinar ultra ungu. Suhu pada lapisan
ini bisa mencapai sekitar 180C pada ketinggian sekitar 40 km.
Lapisan stratopause memisahkan stratosfer dengan lapisan berikutnya.
Lapisan stratosfer dibagi dalam tiga bagian yaitu:
1)
Lapisan
udara isoterm; terletak antara 12 – 35 km dpl, dengan suhu udara – 500
C sampai -550C.
2)
Lapisan
udara panas; terletak antara 35 – 50 km dpl, dengan suhu – 500 C
sampai +500C.
3)
Lapisan
udara campuran teratas; terletak antara 50 – 80 km dpl, dengan suhu antara +500
C sampai -700 C. karena pengaruh sinar ultraviolet, pada ketinggian
30 km oksigen diubah menjadi ozon, hingga kadarnya akan meningkat dari 5
menjadi 9 x 10-2 cc di dalam 1 m3.
d. Mesosfer
Kurang lebih
25 mil atau 40km diatas permukaan bumi terdapat lapisan transisi menuju lapisan
mesosfer. Pada lapisan ini, suhu kembali turun ketika ketinggian bertambah,
sampai menjadi sekitar – 1430C di dekat bagian atas dari lapisan
ini, yaitu kurang lebih 81 km diatas permukaan bumi. Suhu serendah ini
memungkinkan terjadi awan noctilucent, yang terbentuk dari kristal es. Daerah
transisi antara lapisan mesosfer dan termosfer disebut mesopouse dengan suhu
terendah – 1100 C.
e. Termosfer
Transisi
dari mesosfer ke termosfer dimulai pada ketinggian sekitar 81 km. Dinamai
termosfer karena terjadi kenaikan temperatur yang cukup tinggi pada lapisan ini
yaitu sekitar 19820C. Perubahan ini terjadi karena serapan radiasi
sinar ultra ungu. Radiasi ini menyebabkan reaksi kimia sehingga membentuk
lapisan bermuatan listrik yang dikenal dengan nama ionosfer, yang dapat
memantulkan gelombang radio. Sebelum munculnya era satelit, lapisan ini berguna
untuk membantu memancarkan gelombang radio jarak jauh. Molekul oksigen akan
terpecah menjadi oksegen atomik di sini. Proses pemecahan molekul oksigen dan
gas-gas atmosfer lainnya akan menghasilkan panas, yang akan menyebabkan
meningkatnya suhu pada lapisan ini. Suhu pada lapisan ini akan meningkat dengan
meningkaknya ketinggian. Ionosfer dibagi menjadi tiga lapisan lagi, yaitu:
1) Lapisan Udara E
Terletak
antara 80 – 150 km dengan rata-rata 100 km dpl. Lapisan ini tempat terjadinya
proses ionisasi tertinggi. Lapisan ini dinamakan juga lapisan udara KENNELY dan
HEAVISIDE dan mempunyai sifat memantulkan gelombang radio. Suu udara di sini
berkisar – 700 C sampai +500 C .
2) Lapisan udara F
Terletak antara 150 – 400 km. Lapisan ini dinamakan juga
lapisan udara APPLETON.
3) Lapisan udara atom
Pada lapisan
ini, benda-benda berada dalam lbentuk atom. Letaknya lapisan ini antara 400 –
800 km. Lapisan ini menerima panas langsung dari matahari, dan diduga suhunya
mencapai 12000 C. Fenomena aurora yang dikenal juga dengan cahaya
utara atau cahaya selatan terjadi di lapisan ini.
f. Eksosfer
Merupakan
lapisan atmosfer yang paling tinggi. Pada lapisan ini, kandungan gas-gas
atmosfer sangat rendah. Batas antara ekosfer (yang pada dasarnya juga adalah
batas atmosfer) dengan angkasa luar tidak jelas. Daerah yang masih termasuk
ekosfer adalah daerah yang masih dapat dipengaruhi daya gravitasi bumi. Garis
imajiner yang membatasi ekosfer dengan angkasa luar disebut magnetopause.
Adanya refleksi cahaya matahari yang dipantulkan oleh partikel debu meteoritik.
Cahaya matahari yang dipantulkan tersebut juga disebut sebagai cahaya Zodiakal.
E. Teori Pembentukan Bumi
1. Teori Kabut Atau Yang Sering Disebut (Nebula)
Dari jaman
sebelum masehi, para ahli sudah memikirkan bagaimana proses terjadinya bumi.
Dan salah satunya adalah teori kabut atau yang disebut nebula yang
diperkenalkan oleh Immanuel Kant pada tahun 1755 serta Piere de Laplace pada
tahun 1796. Dimana mereka berdua terkenal dengan teori kabut kant laplace.
Dalam teori
tersebut mengatakan bahwa di dalam jagat raya terdapat gas yang berkumpul
menjadi kabut atau nebula. Dimana gaya tarik menarik antara gas yang kemudian
membentuk kumpulan kabut yang sangat besar serta berputar semakin cepat.Dimana
proses perputaran yang sangat cepat ini, materi kabut dibagian khatulistiwa
terlempar dan terpisah serta memadat yang disebabkan karena pendinginan.
Pada bagian
yang terlempar ini menjadi planet – planet di dalam tata surya. Teori nebula
terbagi menjadi beberapa tahap .
Matahari
beserta planet-planet yang masih berbentuk gas, dimana kabut yang masih sangat
pekat dan besar.Kabut yang masih berputar serta berpilin dengan kuat dan
pemadatan terjadi pada pusat lingkaran dan kemudian membentuk matahari.
Lalu pada
saat bersamaan materi lainnya membentuk menjadi massa yang lebih kecil dai pada
matahari dan kemudian menjadi planet, serta bergerak memutari matahari.Kemudian
materi tersebut semakin besar dan selalu melakukan gerakan yang teratur
mengitari matahari dalam satu orbit yang tetap kemudian membentuk tingkatan
keluarga matahari.
2. Teori Planetisima
Sejak awal
abad 20, Forest Ray Moulton seorang ahli astronomi asal amerika serta rekannya
Thomas C.Chamberlain ahli geologi, mengemukakan teori planestisimal hypothesis,
bahwa matahari terbentuk dari massa gas yang bermassa sangat besar, disaat ada
bintang lain yang melintas dan sangat dekat dan hampir terjadinya tabrakan.
Terlalu dekatnya lintasan mempengaruhi antara gaya gravitasi dengan dua bintang
yang mengakibatkan tertariknya gas serta materi ringan yang ada pada bagian
tepi.
Pengaruh
gaya gravitasi menyebabkan materi terlempar dan meninggalkan permukaan matahari
serta permukaan bintang. Materi yang terlempar menyusut serta membuat gumpalam
planestimal. Kemudian planestimal dingin dan memadat yang membentuk planet yang
mengitari matahari.
3. Tori Pasang Surut Gas (Tidal)
Teori yang
dikemukakan James Jeans dan Harold Jeffrey tahun 1918, bintang besar yang
mendekati matahari dengan jarak pendek, yang pada akhirnya membuat pasang surut
pada badan matahari, pada saat matahari dalam keadaan gas. Penyabab terjadinya
pasang surut air laut adalah massa bulan serta jauhnya jarak antara bulan ke
bumi 60 kali radius orbit di bumi.
Namun jika
bintang yang massanya mendekati masa besarnya dengan matahari mendekat,
lalu akan membentuk semacam gunung gelombang pada badan matahari, yang
terjadi karna gaya tarik bintang. Gunung-gunung tadi akan menjadi tinggi yang
sangat luar biasa kemudian terbentuk semacam lidah pijar yang sangat besar,
yang menjulur oleh massa matahari dan mengarah ke arah bintang
besar. Lambat laun kolom-kolom ini akan pecah kemudian akan menjadi benda
tersendirian.
Dalam lidah
yang panas ini terjadi perapatan gas-gas dan akhirnya kolom-kolom ini akan
pecah, lalu berpisah menjadi benda-benda tersendiri, yaitu planet-planet.
Bintang besar yang menyebabkan penarikan pada bagian-bagian tubuh matahari
tadi, melanjutkan perjalanan di jagat raya, sehingga lambat laun akan hilang
pengaruhnya terhadap planet yang berbentuk tadi.
Planet-planet
akan mengelilingi matahari namun tetapi ketika mengelilingi planet-planet yang
besar proses pendinginannya akan lambat sedangkan pada planet-planet kecil akan
berjalan lebih cepat.
4. Teori Bintang Kembar
Teori yang
dikemukakan seorang ahli astronomi R.A Lyttleton , teori ini menerangkan bahwa
galaksi berawal dari kombinasi bintang kembar. Dimana satu dari bintang itu
meledak membuat banyak material yang terlempar, sedangkan bintang yang tidak
meledak itu disebut matahari dan bintang yang meledak itu menjadi planet-planet
yang mengelilingi matahari.
5. Teori Big Bang
Teori big
bang menjelaskan bahwa bumi berasal dari puluhan milyar tahun yang lalu. Dimana
ada gumpalan kabut yang sangat besar berputar pada porosnya. Putaran itu
memungkinkan bagian-bagian kecil terlempar sedangkan bagian besar menjadi satu
dan menjadi pusat pembentukan cakram raksasa.
Gumpalan
raksasa itu meledak dan mebentuk galaksi dan nebula-nebula. Sekitar 4,6
miliyar tahun Pembekuan yang terjadi membuat nebula-nebula membentuk galaksi
bernama galaksi bima sakti dan kemudian terbentuk sistem tata surya. Bagian
ringan yang terlempar membentuk gumpalan-gumpalan yang memadat. Dan
gumpalan itu membentuk planet-planet.
F. Bumi Sebagai Bagian Dari Sistem
Tata Surya
1. Bentuk dan Ukuran Bumi
Pada zaman
dahulu, manusia beranggapan bahwa bentuk bumi adalah datar dan luasnya tak
terhinggga. Namun pada abad ke-6 SM, seorang pemikir Yunani bernama Pythagoras
beranggapan bahwa bentuk bumi menyerupai bola. Pada abad ke-4 SM, Aristoteles
meyakini bahwa bentuk bumi itu bulat. Keyakinanya itu timbul setelah menagmati
bayangan yang menutupi permukaan bulan pada waktu terjadi gerhana bulan.
Bentuk bumi
yang bulat menyebabkan benda-benda yang bergerak menjauhi seorang pengamat di
permukaan bumi akan tampak seolah-olah tenggelam di balik ufuk. Bumi apabila
dilihat dari angkasa luar akan tampak berwarna kebiru-biruan, sehingga disebut
sebagai planet biru. Warna kebiru-biruan tersebut disebabkan oleh keadaan di
bumi sendiri yaitu karena 70 % permukaan bumi berupa laut dan samudra. Selain
itu, susunan dan ketebalanangkasanya juga menentukan ciri khas penampakannya.
Pada saat
ini telah diketahui bahwa garis tengah bumi adalah 12.714 km dari kutub ke
kutub dan 12. 757 km di sepanjang garis khatulistiwa.
2. Gerak Rotasi Bumi
Gerak bumi
yang berputar mengitari porosnya sendiri disebut gerak rotasi bumi. waktu yang
diperlukan bumi untuk berotasi satu kali mengitari porosnya adalah 1 hari atau
24 jam (tepatnya 23 jam, 56 menit 4,09 detik). Arah rotasi bumi adalah “arah
timur” yaitu dari barat ke timur. Gerak rotasi bumi yang arahnya ke timur
mengakibatkan pada siang hari matahari seolah-olah bergerak dari timur ke
barat, demikian juga dengan bulan dan bintang di malam hari. Gerak benda-benda
langit disebut gerak harian langit atau sering disebut gerak semu harian.
Bintang dalam gerak hariannya akan kembali pada tempat yang sama di bola langit
setelah menempuh waktu yang sama dengan periode rotasi bumi.
Akibat
rotasi bumi terhadap porosnya yaitu pergantian siang dan malam hari, gerak semu
harian benda langit, pengembungan di khatulistiwa dan pemepatan di kedua kutub
bumi, dan perbedaan waktu untuk tempat-tempat yang berbeda derajat bujurnya.
3. Revolusi Bumi
Satu kali
bumi beredar mengelilingi matahari (berevolusi) diperlukan waktu 365,25 hari
atau 1 tahun. Kecepatan rata-rata bumi dalam berevolusi adalah 30 km/s,
sedangkan kecepatan berotasi adalah 464 m/s.
Revolusi
bumi menyebabkan beberapa peristiwa yaitu pergantian musim di bumi sepanjang
tahun; perbedaan lamanya waktu siang dan malam; terlihatnya rasi bintang yang
berbeda setiap bulan, hal ini karena setiap bulan posisi bumi berbeda dengan
bulan sebelumnya sehingga langit di atas kepala kita pun berbeda akibatnya
bintang-bintang yang tampak jadi berbeda. Kumpulan bintang dengan pola-pola
tertentu disebut rasi bintang; dan adanya gerak semu tahunan matahari.
Empat musim
di bumi terjadi di daerah-daerah pada belahan bumi utara dan belahan bumi
selatan, sedangkan di daerah khatulistiwa tidak ada pergantian musim.
G. Rumah Kaca
1. Pengertian Efek Rumah Kaca
Efek rumah
kaca adalah suatu proses pemanasan permukaan planet atau benda langit yang
disebabkan oleh komposisi serta keadaan atmosfernya. Bumi kita ini adalah salah
satu planet dari sebuah tata surya yang berpusat pada matahari sebagai sumber
energi. Energi yang kita terima bukan cuman panasnya saja, tetapi juga
gravitasi matahari yang membuat bumi dan planet-planet lain berevolusi
mengelilingi matahari sebagai pusatnya. Jadi bumi adalah benda langit.
Tidak
seperti planet yang lain yang tidak memiliki atmosfer atau komposisi
atmosfernya berbeda, atmosfer bumi menunjang terjadinya kehidupan di dalamnya.
Nah, efek rumah kaca ini terjadi karena ada perubahan komposisi atmosfer dimana
panas yang diterima dari matahari tidak bisa dipantulkan secara optimal
sehingga panasnya tetap tersimpan di dalam atmosfer kita. Salah satu yang
paling disalahkan adalah jumlah gas karbon dioksida yang terlalu banyak.
Istilah
rumah kaca sendiri sebenarnya sudah dikenal sejak tahun 1824. Pertama kali
dikemukakan oleh seorang fisikawan asal Perancis bernama Jean Baptise Joseph
Fourier. Setidaknya gas rumah kaca yang dianggap paling banyak adalah berasal
dari uap air yang dimana unsur tersebut mencapai atmosfer akibat penguapan air
laut, danau serta sungai. Sedangkan karbondioksida merupakan gas terbanyak
kedua setelah uap air. Untuk gas rumah kaca lain dari proses alami diantaranya
adalah letusan vulkanik dari gunung berapi, pernapasan hewan maupun manusia yang
menghirup oksigen lalu membuang karbondioksida serta dan pembakaran material
organik seperti tumbuhan maupun kegiatan industri. Meskipun uap air juga turut
bertanggungjawab terhadap sebagian besar dari adanya efek rumah kaca, namun
kebanyakan orang menganggap bahwa efek rumah kaca hanya diakibatkan oleh
naiknya konsentrasi gas karbondioksida (CO2) serta gas-gas lain. Anggapan
tersebut memang bisa dianggap tidak salah, namun kurang tepat.
Gas yang dianggap penyebab terbesar terjadinya efek rumah
kaca
a.
Karbondioksida
Kenaikan karbon dioksida (CO2) yang
merupakan sejenis senyawa kimia berbentuk gas ini biasanya disebabkan oleh
adanya pembakaran bahan bakar minyak, batu bara serta bahan bakar organik
lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan maupun laut untuk
menyerapnya. Hal inilah yang akhirnya mengakibatkan adanya efek rumah kaca.
b.
Metana
Gas Hidrokarbon Metana biasanya
dilepaskan selama produksi serta transportasi batu bara, gas alam, maupun
minyak bumi. Metana yang dianggap sebagai komponen utama gas alam masuk dalam
kategori gas rumah kaca dan mengakibatkan efek rumah kaca.
c.
Nitrogen
Oksida
Sebuah gas yang dihasilkan dari
pembakaran bahan bakar fosil dan juga dari lahan pertanian. Gas Nitrogen Oksida
dihasilkan dari reaksi antara nitrogen dan oksigen di udara saat terjadi
pembakaran, biasanya pada suhu tinggi. Sering kali gas ini berasal dari tempat
dengan kepadatan lalu lintas tinggi. Gas ini juga termasuk gas rumah kaca dan
bisa mengakibatkan efek rumah kaca.
d.
Gas-Gas
Lain
Selain Karbondioksida, Metana dan
Nitrogen Oksida yang menyumbang gas rumah kaca, ada pula beberapa gas lain
diantaranya adalah belerang dioksida, klorofluorokarbon (CFC) dan lain-lain.
2. Akibat Efek Rumah Kaca
Sudah sejak
lama para ilmuwan mengkhawatirkan akibat dari efek rumah kaca karena bisa
merusak lingkungan. Salah satu akibatnya yang sudah terasa adalah dengan
meningkatnya suhu permukaan bumi yang akhirnya bisa mengakibatkan adanya
perubahan iklim yang sangat ekstrem. Tentunya hal tersebut dapat mengakibatkan
terganggunya hutan serta ekosistem lain di bumi, dan mengurangi kemampuannya
guna menyerap karbon dioksida di atmosfer.
Efek rumah
kaca sebenarnya tidak selalu buruk dan justru sangat dibutuhkan karena jika
tidak ada nantinya bisa mengakibatkan bumi menjadi sangat dingin atau bisa
keseluruhan akan tertutupi es. Namun jika gas-gas yang bisa membuat efek rumah
kaca telah berlebihan di atmosfer, akibatnya akan mengakibatkan pemanasan
global.
3. Cara Mengurangi Efek Rumah Kaca
Ada satu cara yang “mujarab” untuk
mengurangi gas rumah kaca, yakni dengan memelihara pepohonan serta menanam
pohon lebih banyak. Pohon dianggap mampu menyerap karbon dioksida lebih cepat
dan dalam jumlah banyak, memecahnya melalui fotosintesis, maupun menyimpan
karbon pada kayunya. Salah satu upaya dunia internasional untuk menanggulangi
gas rumah kaca adalah dengan mengadakan konvensi yang disebut Protokol Kyoto.
Protokol Kyoto memerintahkan negara-negara dunia untuk berkomitmen mengurangi
emisi/pengeluaran karbon dioksida serta lima gas rumah kaca lainnya untuk
menanggulangi dampak efek rumah kaca.
Komentar
Posting Komentar