Review Jurnal "Emotions in human and artificial intelligence"

Judul
:
Emotions in human and artificial intelligence
Nama Penulis
:
Juan Martinez-Miranda dan Arantza Aldea
Tahun, Volume
:
2005, Vol 21, Hal 323-341
Nama Jurnal
:
Journal of Computers in Human Behavior
Latar Belakang
:
Manusia tidak hanya cerdas, namun juga emosional, dan dengan demikian emosi harus dipertimbangkan ketika individu mencoba mensimulasikan bagaimana seseorang akan bereaksi ketika situasi muncul. Emosi memainkan peran penting dalam proses pengambilan keputusan manusia, dan dengan demikian mereka harus tertanam dalam proses penalaran ketika individu mencoba memodelkan reaksi manusia, terutama ketika reaksi ini dapat mempengaruhi perilaku orang lain (misalnya, dalam tim kerja, dalam pelatihan dan kegiatan pendidikan, dll.).
Baru-baru ini, teknik Kecerdasan Artifisial terdistribusi telah berevolusi menuju sistem multi-agen (MAS) di mana masing-masing agen adalah sistem cerdas yang memecahkan masalah tertentu. Semua agen ini bekerja bersama, berkomunikasi, berkolaborasi, dan bernegosiasi di antara mereka, untuk mencapai tujuan bersama. Agen perangkat lunak dapat dilihat sebagai platform yang cukup tepat untuk menganalisis dan mensimulasikan organisasi manusia (Prietula, Carley, & Gasser, 1998) dan tim manusia (Tambe, 1997; Tambe, Pynadath, Chauvat, Abhimanyu, & Kaminka, 2000 ). Baru-baru ini, MAS digunakan untuk mensimulasikan masyarakat manusia untuk menganalisis masyarakat makro (perilaku kolektif), misalnya, Conte, Gilbert, dan Sichman (1998) dan Conte dan Paolucci (2001) serta masyarakat mikro (perilaku manusia individu dalam suatu masyarakat), misalnya, Dal Forno dan Merlone (2001, 2002). Ini adalah pendekatan multi-disiplin di mana ilmu sosial, psikologi dan teori-teori sains kognitif diimplementasikan dalam lingkungan multi-agen. Dalam makalah ini, kami menyajikan karya terbaru terkait dengan penambahan emosi pada agen cerdas untuk membuatnya lebih seperti manusia.
Tujuan
:
Bertujuan untuk memahami peran penting itu emosi bermain dalam perilaku manusia, bagaimana perasaan dan kecerdasan berkembang pada saat yang sama waktu sebagai kecerdasan dan bagaimana emosi dan kecerdasan saling berhubungan. Bagian kedua dari makalah ini didedikasikan untuk meninjau beberapa pekerjaan penelitian yang dilakukan di Indonesia dimasukkannya emosi ke dalam sistem cerdas: aplikasi komputasi yang bertujuan untuk meniru manusia (Rousseau & Hayes-Roth, 1997b), model untuk mensimulasikan emosi dalam pengambilan keputusan (Canamero, 2003) dan beberapa karya terkait lainnya
Metodologi
:
Jurnal ini menggunakan pendekatan penelitian mix method dan menggunakan jenis penelitian studi kasus (upaya mngembangkan pemahaman dengan cara mendeskripsikan secara mendalam sebuah kasus yang diteliti) dan penelitian komparatif (membandingkan dua atau lebih kasus yang diteliti).
Hasil
:
Pada model generasi emosi FLAME diuji dengan sistem yang bertujuan untuk mensimulasikan ekspresi wajah bayi dengan delapan emosi dasar yang berbeda. Interaksi antara pengguna dan bayi disimulasikan dengan menghasilkan ekspresi wajah yang sesuai secara dinamis ke serangkaian peristiwa. Hasil percobaan ini cukup baik karena bayi mampu merespons seperti yang diharapkan bahkan dengan campuran emosi yang kompleks.
Pada arsitektur PECS tidak didasarkan pada teori sosial atau psikologis apa pun, the arsitektur terutama merupakan model terintegrasi di mana beberapa aspek penting untuk perilaku manusia dan proses pengambilan keputusan diperhitungkan.
Hasil dari penelitian mengenai emosi dalam simulasi tim kerja adalah tidak memprediksi perilaku tim yang nyata (unik), tetapi serangkaian perilaku global yang paling mungkin dapat digunakan sebagai panduan informasi yang membantu dalam proses pengambilan keputusan dalam konfigurasi tim kerja.
Kesimpulan
:
Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar model artifisial emosional yang dianalisis spesifik ke domain tempat sistem dirancang. Seperti disebutkan dalam Picard (1997) sebelum mengembangkan aplikasi di mana emosi dan bagian bermain peran penting beberapa pertanyaan perlu dijawab seperti: Apakah kita benar-benar membutuhkan sebuah aplikasi di mana emosi relevan?; Yang mana emosi ini dan bagaimana caranya dapatkah kita mengenali, mengekspresikan, dan membuat model mereka ?; dan Apa strategi yang diperlukan untuk menanggapi emosi itu? Jika kami memiliki jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan ini, maka kami mungkin perlu mengembangkan sistem di mana emosi, sifat kepribadian dan suasana hati harus diperhitungkan.
Kekurangan
:
Banyak istilah-istilah yang baru mengenai permodelan seperti FLAME, PECS, dan sebagainya. Hal ini menyebabkan pembaca diharapkan mencari tahu dan memamhami terlebih dahulu istilah-istilah tersebut.
Kelebihan
:
Teori yang disampaikan sudah sesuai dengan apa yang ingin diteliti. Banyak istilah permodelan sehingga menjadi wawasan baru bagi pembaca.
Saran
:
Peneliti diharap dapat lebih menjelaskan keterkaitan antara permodelan satu dengan yang lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
Miranda, J.M., Aldea, A. (2005). Emotions in human and artificial intelligence. Journal of Computer in Human Behavior, 21, 323-341.

https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S074756320400024X

Komentar

Postingan Populer